Sebab dini hari laki-laki harus kuat mendaras dalam ibadah atau mimpi. Ia harus kuat bangun malam, solat subuh ke masjid, lalu lanjut beraktivitas. Laki-laki harus ngopi.
Juga karena laki-laki harus bekerja keras. Baik sebagai pe(mbe)lajar maupun pekerja. Laki-laki tidak boleh gampang mengantuk. Ia hanya boleh tidur sebentar mengisi tenaga, lalu bangun lagi untuk melanjutkan. Anak zaman sekarang nyebutnya power nap.
Laki-laki harus ngopi meski sudah sore. Bukan apa-apa, sampai rumah bukan berarti saatnya istirahat. Pun jika rumahnya sudah dibantu-bersihkan oleh perempuan-perempuan hebat, ia harus mendengar perempuan-perempuan ini. Ada-ada saja topik pembicaraan jika tak ada gawai di sekitar dua jenis makhluk. Kadang absurd, kadang lucu, kadang sekadar update dari tetangga, tidak jarang pula mengharu-biru.
Laki-laki harus ngopi, tapi bukan ketergantungan pada kopi. Ia harus kuat melawan dirinya sendiri. Ada banyak sekali problematika yang harus dihadapi setiap laki-laki beraktivitas. Ia harus menguasai nafsunya akan uang, kekuasaan, dan bahkan yang datang dari mata dan syahwatnya. Belum lagi laki-laki harus memimpin kaumnya. Ada banyak perempuan yang kini siap menggantikan sebab kini perempuan pun ngopi (meski kopi buat haid mereka lebih sakit dan istirahat mereka terganggu).
Untuk itulah laki-laki harus mengambil kekuatan dari ngopi. Kurangkai tulisan ini sebagai sebuah keisengan sebab keyboard ini memanggil-manggilku, cemburu pada keyboard kantor yang selalu kubelai. Kususun di ruangan temaram ditemani secangkir… eh, sebotol sari jeruk nipis. Jangan tanya sebab asam lambungku kumat dan aku sudah ngopi tadi pagi!
